![]() |
| Doc. Kegiatan rutinan Ahad kliwon |
LPM Laun — Seluruh Badan Otonom (Banom) Nahdlatul Ulama (NU) Kota Blitar kembali menggelar kegiatan ngaji bareng rutin Ahad Kliwon pada Minggu, 9 November 2025, bertempat di Aula (Pengurus Cabang Nahdlotul Ulama') PCNU Kota Blitar, Kepanjen Kidul, Jalan Cisadane. Kegiatan tersebut menjadi ajang mempererat silaturahmi antar Banom sekaligus memperdalam pemahaman keagamaan dengan nuansa khas pesantren.
Dalam kegiatan yang dimulai pukul 09.30 WIB dan berakhir pukul 10.00 WIB ini, ustadz pengampu kajian menyampaikan materi dari kitab kuning dengan metode membaca teks Arab dan makna pegon, sebagaimana tradisi pesantren. Pembahasan utama berkisar pada problematika kepercayaan umat Islam serta hadis Nabi Muhammad SAW. tentang ujian keimanan umat di akhir zaman.
“Akan ada suatu saat umatku diuji keimanannya, walaupun di antara mereka ada orang-orang saleh dan salihah, karena mereka telah sedikit meninggalkan atau bahkan tidak melakukan sunahku,” tutur ustadz dalam kajiannya.
Selain itu, ustadz juga mengulas pembagian firqah (golongan) umat Nabi Muhammad SAW. menjadi 73 golongan, dengan penegasan bahwa golongan yang selamat adalah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja). Ia menekankan bahwa pembagian tersebut bukan soal perbedaan praktik ibadah seperti sedekap atau qunut, melainkan menyangkut masalah kepercayaan dan akidah.
Setelah sesi kajian, kegiatan dilanjut dengan penyampaian visi dan misi (Ikatan Pelajar Putri Nahdlotul Ulama') IPPNU Kota Blitar oleh Sofia Annas Ashari, yang menekankan pentingnya pengembangan kader dan inovasi kegiatan pelajar NU.
Visi-misi tersebut meliputi:
1. Memasifkan pengkaderan, tidak hanya dalam bentuk formal.
2. Mengadakan Duta Pelajar NU sebagai representatif generasi muda NU.
3. Menyelenggarakan Student Festival untuk menumbuhkan kreativitas pelajar.
Menjelang penutupan, suasana aula sempat mencair ketika Dr. Habib Bawafi, M.Hi., Ketua Tanfidziyah PCNU (Pengurus Cabang Nahdlotul Ulam') Kota Blitar, diminta memberikan sambutan namun justru melemparkan giliran tersebut kepada KH. Muhtar Lubby, M.A., Ketua Suriyah PCNU Kota Blitar.
“Yo ngonokui o Pak Habib mestian,” canda KH. Muhtar Lubby yang disambut oleh tawa hadirin.
Dalam sambutannya, KH. Muhtar Lubby menjelaskan perbedaan bid’ah dolalah dan bid’ah hasanah, dengan mencontohkan berbagai tradisi masyarakat yang mengandung nilai positif:
1. Apem saat slametan dimaknai sebagai doa meminta ampun kepada Allah.
2. Tradisi neton tidak bisa dianggap sesat selama tidak diyakini mengandung kemudaratan.
3. Kebiasaan menyawur makam memang tidak dicontohkan Nabi, namun memiliki analogi dari tindakan Rasul yang meletakkan pelepah kurma di atas kubur untuk meringankan dosa mayit.
KH. Muhtar juga menyoroti pentingnya menjaga jenjang kaderisasi NU secara tertib, menegaskan bahwa tidak perlu ada organisasi alumni IPNU-IPPNU, karena kader lanjutan sudah difasilitasi oleh Banom lain seperti Ansor, Fatayat, Muslimat, dan NU sendiri. Ia menambahkan bahwa dalam Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) IPNU-IPPNU tidak tercantum lembaga alumni.
Kegiatan Ahad Kliwon ini menjadi refleksi bersama bagi seluruh Banom NU Kota Blitar dalam menjaga tradisi keilmuan, memperkuat akidah Aswaja, serta mempererat ukhuwah antar kader muda Nahdlatul Ulama.
Penulis :Mas Dim..
Editor :Sil..

0 Komentar